Dalam realita di masyarakat khususnya di Desa Bumi Berkat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam penggunaan warisan banyak sekali ditemukan tradisi baru yang harus dikaji apakah tradisi tersebut telah sesuai dan tidak bertentangan dengan hukum Islam atau malah sebaliknya salah satunya ialah penggunaan harta waris untuk biaya tahlilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian sosiologis penggunaan harta waris untuk biaya tahlilan di desa bumi berkat kecamatan sungai raya kabupaten hulu sungai selatan. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis. Objek dari penelitian ini adalah penggunaan harta waris untuk biaya tahlilan di desa bumi berkat kecamatan sungai raya kabupaten hulu sungai selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli waris sebagai responden, melalui teknik wawancara. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, tentang penggunaan harta waris untuk biaya tahlilan di Desa Bumi Berkat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tahlilan yang didanai dari harta warisan umumnya dilakukan sebelum pembagian warisan secara resmi. Hal ini menunjukkan adanya penundaan dalam pembagian harta waris, yang seharusnya menurut hukum Islam dilaksanakan segera setelah pewaris meninggal dunia dan seluruh kewajiban seperti utang, wasiat, serta biaya pemakaman diselesaikan. Penggunaan harta waris untuk biaya tahlilan tersebut dilandasi oleh kesepakatan bersama para ahli waris melalui musyawarah secara damai (islah). Masyarakat setempat cenderung membentuk kesepahaman sendiri dengan membiarkan harta warisan digunakan untuk kebutuhan adat seperti tahlilan, sebagai bagian dari tradisi yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan sosial mereka.